Cukup.

Ada orang yang dikirimkan Tuhan kepada kita sebagai berkat dalam hidup kita.
Ada orang yang dikirimkan Tuhan kepada kita sebagai pelajaran dalam hidup kita.

Kamu tentu saja sebuah pelajaran lain untukku.
Sebuah pelajaran bahwa ada orang-orang seperti dirimu yang hadir di masa akhir ini dan menunjukan bahwa dirimu sosok 'penyelamat' yang selama ini kamu banggakan.

'Penyelamat' yang beralibi ingin menyelamatkanku dari kesuramanku.
Ternyata semuanya kedok. Semuanya hanya demi kepentingan pribadi yang bernama egoisme laki-laki. Tidak ada bedanya dengan yang lain.

Kau mengaku dirimu berbeda. Kau bilang dirimu lain.
Namun lihatlah dirimu sekarang.
Tak ada bedanya dengan laki-laki lain.
Kau berlarian kesana-kemari, menggoreskan sakit di hati orang lain, namun kau tidak peduli.
Kau menganggap perbuatanmu itu tidak sama dengan laki-laki lainnya. Kau menganggap dirimu tak bersalah.

Ya. Tetap saja seperti itu.
Teruskan saja.

Biar aku yang lebih sadar diri.
Bahwa kamu memang 'lain' seperti yang kamu katakan.
Bahwa kamu bilang kamu sudah memperingatkan sedari awal.
Bahwa kamu memang tidak ada hati.
Bahwa kamu tidak peduli sudah menghancurkan satu hati lagi yang dulu kamu sebut-sebut ingin kamu sembuhkan.

Biar aku yang lebih sadar dan pakai akal sehat di sini.
Bahwa aku suatu saat akan sembuh lagi.
Tapi ingat, itu bukan karena kamu. Dirimu tidak berjasa apapun dalam menyembuhkan diriku. Aku sembuh karena diriku yang kuat.
Untuk sekarang biarkan saja aku tersaruk-saruk dulu.
Kamu bukan siapa-siapa kan?
Jadi teruskanlah mengucapkan kata sayang dan bohong itu kemana-mana. Tapi jangan untukku lagi.
Aku sudah cukup. Kamu sudah cukup.

Kita sudah cukup.

0 comments: